Posted by : Unknown
Selasa, 23 Desember 2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diera globalisasi sekarang kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ( TIK ) telah berdampak pada semua sektor kehidupan dan berbagai lapisan masyarakat tidak terkecuali institusi perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan.
Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan sekolah merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Kondisi perpustakaan sekolah masih kurang berkembang sesuai dengan fungsi dan pernannya. Untuk memperbaiki tersebut, perpustakaan harus sebagai sarana aktif atau interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsidan peranannya maka perpustakaan harus dirubah sistem eksperionalnya dari perpustakaan manual atau tradisional menjadi perpustakan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (perpustakaan digital).
Dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap perpustakaan sekolah secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih moderen serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat sekolah.
Konsekuensi dari terjadinya perubahan dalam paradigma perpustakaan mengharuskan perlunya keberanian dari para pengelola perpustakaan untuk melakukan inofasi dan pemberuan-pembaruan dalam mengelola perpustakaannya, pada berbagai kegiatan dan operasinya. Dengan perkembangan teknologi dan informasi pustakawan dapat tersisih jika mereka tidak membarukan visi mereka tentang kepustakawanan dan menyesuaikan praktek kepustakawanan dengan perkembangan teknologi dan informasi, Siregar (2004:152).
Perpustakaan merupakan bangunan untuk melahirkan suatu komunitas ilmiah dan masyarakat informasi. Perpustakaan juga merupakan jalan untuk menuju masyarakat moderen yang berperadaban. Namun demikian, untuk merealisasikan semua inpian itu bukanlah sesuatu yang mudah, secara terus menerus harus dilakukan inovasi untuk menciptakan perpustakaan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Diera globalisasi sekarang kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ( TIK ) telah berdampak pada semua sektor kehidupan dan berbagai lapisan masyarakat tidak terkecuali institusi perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan.
Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan sekolah merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Kondisi perpustakaan sekolah masih kurang berkembang sesuai dengan fungsi dan pernannya. Untuk memperbaiki tersebut, perpustakaan harus sebagai sarana aktif atau interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsidan peranannya maka perpustakaan harus dirubah sistem eksperionalnya dari perpustakaan manual atau tradisional menjadi perpustakan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (perpustakaan digital).
Dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap perpustakaan sekolah secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih moderen serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat sekolah.
Konsekuensi dari terjadinya perubahan dalam paradigma perpustakaan mengharuskan perlunya keberanian dari para pengelola perpustakaan untuk melakukan inofasi dan pemberuan-pembaruan dalam mengelola perpustakaannya, pada berbagai kegiatan dan operasinya. Dengan perkembangan teknologi dan informasi pustakawan dapat tersisih jika mereka tidak membarukan visi mereka tentang kepustakawanan dan menyesuaikan praktek kepustakawanan dengan perkembangan teknologi dan informasi, Siregar (2004:152).
Perpustakaan merupakan bangunan untuk melahirkan suatu komunitas ilmiah dan masyarakat informasi. Perpustakaan juga merupakan jalan untuk menuju masyarakat moderen yang berperadaban. Namun demikian, untuk merealisasikan semua inpian itu bukanlah sesuatu yang mudah, secara terus menerus harus dilakukan inovasi untuk menciptakan perpustakaan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah ”bagaimana pengaruh pemanfaatan TIK dalam pengelolaan perpustakaan sekolah ?
Untuk memperjelas permasalahan dalam materi atau topik makalah ini, maka rumusah masalah diatas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan, yakni sebagai berikut :
1. Apa pengertian , peran dan fungsi dari perpustakaan itu sendiri?
2. Bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diaplikasikan pada berbagai kegiatan dan operasi perpustakaan hingga dapat mencapai efektifitas layanan perpustakaan ?
3. Bagaimana caranya perpustakaan tetap diminati ?
4. Seberapa besar peranan pustakawan dalam pengembangan perpustakaan sekolah yang berbasis TIK ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui pengertian, peranan dan fungsi perpustakaan serta mengetahui seberapa jauh dari pemanfaatan TIK dalam pengelolaan perpustakaan di sekolah.
2. untuk mengetahu perkembangan TIK yang diaplikasikan pada berbagai kegiatan dan operasi perpustakaan hingga dapat mencapai efektifitas layanan perpustakaan.
3. untuk mengetahui cara agar perpustakaan tetap diminati oleh siswa dan masyarakat pada umunya.
4. untuk mengetahui peranan pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan berbasis TIK.
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah ”bagaimana pengaruh pemanfaatan TIK dalam pengelolaan perpustakaan sekolah ?
Untuk memperjelas permasalahan dalam materi atau topik makalah ini, maka rumusah masalah diatas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan, yakni sebagai berikut :
1. Apa pengertian , peran dan fungsi dari perpustakaan itu sendiri?
2. Bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diaplikasikan pada berbagai kegiatan dan operasi perpustakaan hingga dapat mencapai efektifitas layanan perpustakaan ?
3. Bagaimana caranya perpustakaan tetap diminati ?
4. Seberapa besar peranan pustakawan dalam pengembangan perpustakaan sekolah yang berbasis TIK ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui pengertian, peranan dan fungsi perpustakaan serta mengetahui seberapa jauh dari pemanfaatan TIK dalam pengelolaan perpustakaan di sekolah.
2. untuk mengetahu perkembangan TIK yang diaplikasikan pada berbagai kegiatan dan operasi perpustakaan hingga dapat mencapai efektifitas layanan perpustakaan.
3. untuk mengetahui cara agar perpustakaan tetap diminati oleh siswa dan masyarakat pada umunya.
4. untuk mengetahui peranan pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan berbasis TIK.
D.
Manfaat Penulisan
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan memililki wawasan pengetahuan yang memadai tentang perpustakaan sekolah berbasis TIK, sehingga perustakaan masa depan diharapkan bukan saja dapat mengubah dirinya dari yang bersifat tradisonal menjadi modern, yang kecil menjadi besar, atau sepi pengunjung menjadi ramai pengunjung, namun lebih dari itu yaitu perpustakaan yang mampu menjadikan organisasinya menyediakan dan melayankan berbagai sumber informasi secara tepat guna dan tepat sasaran, menciptakan kondisi masyarakat yang menyadari, memahami dan mewujudkan suatu kehidupan yang terdidik baik dan terinformasi baik sehingga mengarah kepada kehidupan yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan memililki wawasan pengetahuan yang memadai tentang perpustakaan sekolah berbasis TIK, sehingga perustakaan masa depan diharapkan bukan saja dapat mengubah dirinya dari yang bersifat tradisonal menjadi modern, yang kecil menjadi besar, atau sepi pengunjung menjadi ramai pengunjung, namun lebih dari itu yaitu perpustakaan yang mampu menjadikan organisasinya menyediakan dan melayankan berbagai sumber informasi secara tepat guna dan tepat sasaran, menciptakan kondisi masyarakat yang menyadari, memahami dan mewujudkan suatu kehidupan yang terdidik baik dan terinformasi baik sehingga mengarah kepada kehidupan yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian, Peran, dan Fungsi Perpustakaan
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan banyak cara yang dapat kita capai diantaranya melalui perpustakaan. Diperpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selainitu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan.
Secara harfiah, perpustakaan masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku-buku atau bahan pustaka. Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo,Basuku; 1991). Menurut Sugiyanto perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Menurut RUU perpustakaan pada Bab I pasal I menyatakan perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian perpustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensiya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang dapat dilakukan adalah:
• Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
• Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
• Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
• Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
• Berperan sebagai agen perubah, pembangun dan kebudayaan menusia.
Pada umumnya perpustakan memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
Ø Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
Ø Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat
Ø Fungsi pendidikan, perpustakaan tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun nonformal.
Ø Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti: novel, cerita rakyat, puisi dan sebagainya.
Ø Fungsi kultural, perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas seperti: pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar dan sebagainya.
2.2 Jenis-Jenis Perpustakaan
Jenis-jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi:
a. Perpustakaan Digital
Adalah perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya: Buku atau informasi dalam format electric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
b. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpustakaan Nasional)
Adalah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berkedudukan di Ibukota Negara.
c. Pepustakaan Provinsi
Adalah lembaga teknis daerah bidang perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan diwilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan banyak cara yang dapat kita capai diantaranya melalui perpustakaan. Diperpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selainitu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan.
Secara harfiah, perpustakaan masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku-buku atau bahan pustaka. Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo,Basuku; 1991). Menurut Sugiyanto perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Menurut RUU perpustakaan pada Bab I pasal I menyatakan perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian perpustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensiya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang dapat dilakukan adalah:
• Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
• Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
• Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
• Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
• Berperan sebagai agen perubah, pembangun dan kebudayaan menusia.
Pada umumnya perpustakan memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
Ø Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
Ø Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat
Ø Fungsi pendidikan, perpustakaan tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun nonformal.
Ø Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti: novel, cerita rakyat, puisi dan sebagainya.
Ø Fungsi kultural, perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas seperti: pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar dan sebagainya.
2.2 Jenis-Jenis Perpustakaan
Jenis-jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi:
a. Perpustakaan Digital
Adalah perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya: Buku atau informasi dalam format electric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
b. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpustakaan Nasional)
Adalah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berkedudukan di Ibukota Negara.
c. Pepustakaan Provinsi
Adalah lembaga teknis daerah bidang perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan diwilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
d.
Perpustakaan Kabupaten atau Kota
Adalah lembaga teknis daerah bidang perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyrakat umum.
Adalah lembaga teknis daerah bidang perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyrakat umum.
e.
Perpustakaan Umum
Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Contohnya perpustakaan umum kecamatan dan perpustakaan umum desa.
Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Contohnya perpustakaan umum kecamatan dan perpustakaan umum desa.
f. Perpustakaan
Khusus
Perpustakaan yang diperuntukan untuk koleksi-koleksi tokoh terkenal, misalnya Perpustakaan Bung Hatta.
Perpustakaan yang diperuntukan untuk koleksi-koleksi tokoh terkenal, misalnya Perpustakaan Bung Hatta.
g.
Perpustakaan Lembaga Pendidikan
Perpustakaan yang berada dilingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM). Contohnya perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT , perpustakaan dapat dibagi kembali manjadi dua, yaitu: perpustakaan pusat dan perpustakaan tingkat fakultas.
Perpustakaan yang berada dilingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM). Contohnya perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT , perpustakaan dapat dibagi kembali manjadi dua, yaitu: perpustakaan pusat dan perpustakaan tingkat fakultas.
h.
Perpustakaan Lembaga Keagamaan
Perpustakaan yang berada dilingkungan lembaga keagamaan. Contohnya: perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja,dan lain-lain.
Perpustakaan yang berada dilingkungan lembaga keagamaan. Contohnya: perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja,dan lain-lain.
i.
Perpustakaan pribadi
Perpustakaan yang diperuntukan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya: perpustakaan keluarga.
2.3 Pengertian Perpustakaan Berbasis TIK
Teknologi informasi komunikasi (TIK) telah merambah disegala bidang kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Peran TIK dalam bidang pendidikan adalah membantu memberikan informasi atau peran pendidikan kepada komponen-komponen pendidikan baik formal maupun non formal, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Teknologi informasi dan komunikasi sebenarnya merupakan pengindonesiaan dari istilah Information Technology & Communication (ICT). Secara historis istilah ICT berawal dari istilah Telematika (Telekomunikasi dan Informatika) yang berasal dari bahasa perancis yang muncul pada awal tahun 1970-an. Kemudian diakhir tahun 1970-an muncul dalam bahasa inggris sebagai Telematics. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah gabungan dari teknologi informasi, telekomunikasi dan jaringan sehingga manusia dapat mencari informasi dan berkolaborasi dalam suatu kelompok melampaui batas wilayah dan waktu.
Dalam bidang pendidikan termasuk perpustakaan, pemanfaatan TIK sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah membawa perubahan besar di perpustakaan. Perkembangan penerapan TIK dapat diukur dengan diterapkannya sistem informasi manajemen perpustakaan dan perpustakaan digital.
Perpustakaan digital menurut Zainal A. Hasibuan (2005) adalah konsep penggunaan internet dan teknologi informasi dan komunikasi dalam manajemen perpustakaan. Perpustakaan digital menurut Ismail Fahmi (2004) adalah suatu sistem yang terdiri dari perangkat hardware an software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja serta layanan memanfaatkan teknologi informasi.
Sistem manajemen perpustakaan atau otomasi perpustakaan merupakan pengintegrasian bidang administrasi, pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, pengelolaan, sirkulasi, statistik dan manajemen perpustakaan lainnya. Saat ini untuk mengikuti perkembangan manajemen perpustakaan dan memenuhi tuntutan kemajuan teknologi perpustakaan,sekolah sudah mulai menggunakan otomasi perpustakaan untuk pengelolaannya.
Misi perpustakaan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi tetap relevan. Tetapi teknologi dan cara untuk melakukannya mengalami perubahan. Penyediaan sumber daya informasi berbasis cetak tidak lagi cukup memadai tetapi harus dilengkapi dengan sumber daya berbasis elektronik yang jumlah dan kecepatan penyebarannya terus meningkat.
Kehadiran teknologi informasi dan kounikasi (TIK) tidak akan mengganggu berbagai kegiatan dan operasi diperpustakaan. Baik dari segi manajemen koleksi maupun kunjungan pengguna, Siregar (2004:1). Walaupun mahasiswa, dosen dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan sedang bertransformasi kedunia digital dengan akses yang cepat dengan sumber-sumber pengetahuan dari komputer pribadi mereka, tetapi mereka masih tetap mengunjungi perpustakaan. Mengapa? karena perpustakaan selalu berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan mereka dan komunikasi personal dengan pustakawan masih merupakan cara yang terbaik. Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berinteraksi dengan lingkungan jaringan informasi. Internet yang menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dan untuk memperoleh akses terhadap berbagai informasi membuka tantangan baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pengguna. Pustakawan harus mengambil insiatif untuk mengorganisasikan dan mengakses lebih baik apa yang terdapat atau apa yang dapat diperoleh mealui internet. Katalog on-line harus dikembangkan dan selanjutnya dimuat dalam jaringan lokal dan internet.Layana referens interaktif dan dokumen secara elektronis juga sudah saatnya untuk dikembangkan.
Sebagai contoh, perpustakaan Nasional Singapura menawarkan pelayanan on-line melalui internet dimana masyarakat dapat mengakses katalog, memperpankang pinjaman buku, mengirimkan pertanyaan kepada pustakawan referens dan mengusulkan pengadaan bahan-bahan baru. Pada tahap selanjutnya pustakawan harus melibatkan diri dalam pengembangan bahan-bahan elektronik, jika perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain (Siregar, 2004: 37-38).
Berdasarkan uraian materi diatas tenteng pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menuju efektivitas layana pepustakaan akan mengacu pada tugas utama perpustakaan dalam mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi dimana letak perubahan mendasar terjadi kalau kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
2.4 Kegiatan Utama Perpustakaan
Kegiatan kegiatan utama perpustakaan yaitu:
2.4.1 Pengumpulan (pengadaan) Koleksi
Pengumpulan (pengadaan) koleksi atau disebut juga acquistion, yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan bahan pustaka baik yang dilakukan melalui pembelian, pertukaran, terbitan internal, maupun hadiah. Dalam kegiatan ini juga termasuk kegiatan pengecekan bibliografis yang dilakukan sebelum pemesanan penerimaan bahan pustaka, pemrosesan faktur dan pemeliharaan arsip yang berhubungan dengan pengadaan.
Berikut ini akan dicoba dijelaskan pengadaan koleksi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu sebagai berikut:
a. Pengumpulan (pengadaan) melalui proses pembelian
Pembelian bahan pustaka dengan memanfaatkan TIK bisa dilakukan dengan melakukan kontak-kontak elektronis, melalui Hp, telepon, faxcimile, e-mail, dan tentunya jaringan internet. Kita tahu bahwa para penerbit/jobber, distributor, agen, penyalur bahkan toko buku dari tingkat lokal hingga tingkat dunia kini telah banyak yang mempunyai homepage sendiri dengan menempatkannya pada situs-situs WEB. Mereka menyediakan katalog penerbit dalam bentuk elektronik (e-catalog) yang memuat informasi tentang terbitan-terbitan dan kekayaan koleksinya baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik seperti e-book, e-journal dan sebagainya lengkap disertai dengan harga, cara pemesanan, pengiriman, dan pembayarannya termasuk menunjukkan nomor rekening untuk mentransfer sejumlah dana tertentu bila terjadi kesepakatan transaksi bisnis informasi dan pembukuan inin. Dengan cara ini pengadaan buku dapat dilakukan dengan lebih cepat, efektif dan efisien.
Perpustakaan yang diperuntukan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya: perpustakaan keluarga.
2.3 Pengertian Perpustakaan Berbasis TIK
Teknologi informasi komunikasi (TIK) telah merambah disegala bidang kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Peran TIK dalam bidang pendidikan adalah membantu memberikan informasi atau peran pendidikan kepada komponen-komponen pendidikan baik formal maupun non formal, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Teknologi informasi dan komunikasi sebenarnya merupakan pengindonesiaan dari istilah Information Technology & Communication (ICT). Secara historis istilah ICT berawal dari istilah Telematika (Telekomunikasi dan Informatika) yang berasal dari bahasa perancis yang muncul pada awal tahun 1970-an. Kemudian diakhir tahun 1970-an muncul dalam bahasa inggris sebagai Telematics. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah gabungan dari teknologi informasi, telekomunikasi dan jaringan sehingga manusia dapat mencari informasi dan berkolaborasi dalam suatu kelompok melampaui batas wilayah dan waktu.
Dalam bidang pendidikan termasuk perpustakaan, pemanfaatan TIK sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah membawa perubahan besar di perpustakaan. Perkembangan penerapan TIK dapat diukur dengan diterapkannya sistem informasi manajemen perpustakaan dan perpustakaan digital.
Perpustakaan digital menurut Zainal A. Hasibuan (2005) adalah konsep penggunaan internet dan teknologi informasi dan komunikasi dalam manajemen perpustakaan. Perpustakaan digital menurut Ismail Fahmi (2004) adalah suatu sistem yang terdiri dari perangkat hardware an software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja serta layanan memanfaatkan teknologi informasi.
Sistem manajemen perpustakaan atau otomasi perpustakaan merupakan pengintegrasian bidang administrasi, pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, pengelolaan, sirkulasi, statistik dan manajemen perpustakaan lainnya. Saat ini untuk mengikuti perkembangan manajemen perpustakaan dan memenuhi tuntutan kemajuan teknologi perpustakaan,sekolah sudah mulai menggunakan otomasi perpustakaan untuk pengelolaannya.
Misi perpustakaan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi tetap relevan. Tetapi teknologi dan cara untuk melakukannya mengalami perubahan. Penyediaan sumber daya informasi berbasis cetak tidak lagi cukup memadai tetapi harus dilengkapi dengan sumber daya berbasis elektronik yang jumlah dan kecepatan penyebarannya terus meningkat.
Kehadiran teknologi informasi dan kounikasi (TIK) tidak akan mengganggu berbagai kegiatan dan operasi diperpustakaan. Baik dari segi manajemen koleksi maupun kunjungan pengguna, Siregar (2004:1). Walaupun mahasiswa, dosen dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan sedang bertransformasi kedunia digital dengan akses yang cepat dengan sumber-sumber pengetahuan dari komputer pribadi mereka, tetapi mereka masih tetap mengunjungi perpustakaan. Mengapa? karena perpustakaan selalu berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan mereka dan komunikasi personal dengan pustakawan masih merupakan cara yang terbaik. Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berinteraksi dengan lingkungan jaringan informasi. Internet yang menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dan untuk memperoleh akses terhadap berbagai informasi membuka tantangan baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pengguna. Pustakawan harus mengambil insiatif untuk mengorganisasikan dan mengakses lebih baik apa yang terdapat atau apa yang dapat diperoleh mealui internet. Katalog on-line harus dikembangkan dan selanjutnya dimuat dalam jaringan lokal dan internet.Layana referens interaktif dan dokumen secara elektronis juga sudah saatnya untuk dikembangkan.
Sebagai contoh, perpustakaan Nasional Singapura menawarkan pelayanan on-line melalui internet dimana masyarakat dapat mengakses katalog, memperpankang pinjaman buku, mengirimkan pertanyaan kepada pustakawan referens dan mengusulkan pengadaan bahan-bahan baru. Pada tahap selanjutnya pustakawan harus melibatkan diri dalam pengembangan bahan-bahan elektronik, jika perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain (Siregar, 2004: 37-38).
Berdasarkan uraian materi diatas tenteng pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menuju efektivitas layana pepustakaan akan mengacu pada tugas utama perpustakaan dalam mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi dimana letak perubahan mendasar terjadi kalau kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
2.4 Kegiatan Utama Perpustakaan
Kegiatan kegiatan utama perpustakaan yaitu:
2.4.1 Pengumpulan (pengadaan) Koleksi
Pengumpulan (pengadaan) koleksi atau disebut juga acquistion, yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan bahan pustaka baik yang dilakukan melalui pembelian, pertukaran, terbitan internal, maupun hadiah. Dalam kegiatan ini juga termasuk kegiatan pengecekan bibliografis yang dilakukan sebelum pemesanan penerimaan bahan pustaka, pemrosesan faktur dan pemeliharaan arsip yang berhubungan dengan pengadaan.
Berikut ini akan dicoba dijelaskan pengadaan koleksi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu sebagai berikut:
a. Pengumpulan (pengadaan) melalui proses pembelian
Pembelian bahan pustaka dengan memanfaatkan TIK bisa dilakukan dengan melakukan kontak-kontak elektronis, melalui Hp, telepon, faxcimile, e-mail, dan tentunya jaringan internet. Kita tahu bahwa para penerbit/jobber, distributor, agen, penyalur bahkan toko buku dari tingkat lokal hingga tingkat dunia kini telah banyak yang mempunyai homepage sendiri dengan menempatkannya pada situs-situs WEB. Mereka menyediakan katalog penerbit dalam bentuk elektronik (e-catalog) yang memuat informasi tentang terbitan-terbitan dan kekayaan koleksinya baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik seperti e-book, e-journal dan sebagainya lengkap disertai dengan harga, cara pemesanan, pengiriman, dan pembayarannya termasuk menunjukkan nomor rekening untuk mentransfer sejumlah dana tertentu bila terjadi kesepakatan transaksi bisnis informasi dan pembukuan inin. Dengan cara ini pengadaan buku dapat dilakukan dengan lebih cepat, efektif dan efisien.
b.
Pengadaan malalui hadiah atau hibah
Tidak berbeda jauh dengan pengadaan melalui proses pembelian, pengadaan meallui hibah atau hadiah inipun dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dari TIK yang paling sederhana sampai dengan melalui jaringan internet sehingga dapat dilakukan dengan lebih mudah, efektif dan efisien. Kontak-kontak person antar lembaga,antar organisasi, kontak dengan toko buku, distributor/agen, penyalur dan penerbit/jobber dari tingkat lokal sampai dunia dapat dilakukan dalam rangka berburu hadiah/hibah koleksi baik secara sukarela maupun melalui diminta.
Lebih mudah, hemat dan bermanfaat lagi adalah kini banyak koleksi baik dalam bentuk artikel-artikel ilmiah, buku, jurnal dalam bentuk elektronik yang free, artinya dengan bebas dapat di download (di unduh) yang kemudian dapat diprint out atau dikemas dalam bentuk digital atau elektronik dan kemudian bisa disajikan kepada para pengguna perpustakaan. Disini dapat diartikan sebagai hibah atau hadiah tidak langsung dalam bentuk yang kreatif karena perlu kreativitas dari pustakawan untuk memperolehnya.
Tidak berbeda jauh dengan pengadaan melalui proses pembelian, pengadaan meallui hibah atau hadiah inipun dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dari TIK yang paling sederhana sampai dengan melalui jaringan internet sehingga dapat dilakukan dengan lebih mudah, efektif dan efisien. Kontak-kontak person antar lembaga,antar organisasi, kontak dengan toko buku, distributor/agen, penyalur dan penerbit/jobber dari tingkat lokal sampai dunia dapat dilakukan dalam rangka berburu hadiah/hibah koleksi baik secara sukarela maupun melalui diminta.
Lebih mudah, hemat dan bermanfaat lagi adalah kini banyak koleksi baik dalam bentuk artikel-artikel ilmiah, buku, jurnal dalam bentuk elektronik yang free, artinya dengan bebas dapat di download (di unduh) yang kemudian dapat diprint out atau dikemas dalam bentuk digital atau elektronik dan kemudian bisa disajikan kepada para pengguna perpustakaan. Disini dapat diartikan sebagai hibah atau hadiah tidak langsung dalam bentuk yang kreatif karena perlu kreativitas dari pustakawan untuk memperolehnya.
c.
Pengumpulan (pengadaan) melalui produksi atau penerbitan internal
Pengadaan melalui produksi atau penerbitan koleksi setempat (internal) kebanyakan dilakukan terhadap koleksikoleksi skripsi, tesis dan disertasi disamping karya-karya ilmiah pada dosen atau peneliti termasuk prosiding seminar, lokakarya, dan sejenisnya. Koleksi ini biasa disebut dengan gray literature yaitu koleksi yang tidak diterbitkan secara masal tetapi hanya diterbitkan dalam lingkup atau kalangan sendiri dengan jumlah dan skala edar yang terbatas. Teknologi yang digunakan adalah scanner, kemudian dimasukkan dalan CD-ROM. Selain ke dalam CD-ROM koleksi ini juga bisa disimpan dalam server dengan kapasitas besar diperpustakaan yang terhubung dengan homepage perpustakaan sebagai koleksi elektronik.
2.4.2 Pengorganisasian (pengolahan) Koleksi
Pengorganisasian (pengolahan) koleksi adalah semua kegiatan untuk mengelola/ mengolah bahan pustaka yang telah ada. Kegiatan pengorganisasian (pengolahan) koleksi yang memanfaatkan TIK misalnya dapat diakomodasi pada modul pengolahan yang merupakan bagian dari sistem otomasi perpustakaan terpadu (integrated library system) yang dibangun untuk menyatukan semua fungsi (pengadaan, pengolahan dan pelayanan) dimana semua modul dapat saling berinteraksi satu sama lain. Sebagai bagian dari suatu sistem otomasi, modul pengolahan dapat dikatakan sebagai dapur atau kokinya yang memberikan isi (content) perpustakaan. Perpustakaan terotomasi adalah suatu perpustakaan yang menggunakan sistem terotomasi untuk penanganan sebagian atau seluruh kegiatan rutinnya.
Pada modul pengolahan dilakukan kegiatan-kegiatan:
v Input terhadap koleksi yang baru diperoleh, baik melalui pembelian, tukar menukar produksi internal maupun hadiah atau hibah.
v Penambahan eksemplar atas judul-judul yang pernah ada.
v Penyuntingan atau koreksi-koreksi yang diperlukan terhadap sebuah rekor atau cantuman.
v Penghapusan atas rekor atau cantuman yang tidak diperlukan lagi seperti karena buku telah hilang, rusak atau oleh sebab lainnya.
Pengolahan juga melakukan kegiatan digitalisasi koleksi terutama terhadap koleksi-koleksi internal yang tidak diterbitkan secara masal dan jumlahnya sangat terbatas, seperti: hasil penelitian dosen, skripsi, tesis, disertasi makalah-makalah seminar baik sendiri-sendiri atau dalam bentuk prosiding koleksi-koleksi langka setempat, juga artikel-artikel atau koleksi-koleksi penting lainnya dari hasil unduhan (download) dari internet.
2.4.3 Penyediaan Akses Terhadap Sumber Daya Informasi (Pelayanan) Pemakai
Penyediaan akses terhadap sumber daya informasi (pelayanan) pemakai adalah bagian diperpustakaan yang berhadapan langsung dengan masyarakat pengguna untuk memberikan layanan informasi dan bahan pustaka yang mereke butuhkan menurut sistem atau aturan yang telah ditentukan.
Salah satu hal terpenting dalam pelayanan perpustakaan adalah menekan sekesil mungkin ketidaknyamanan pengguna dalam menggunakan koleksi perpustakaan. Peningkatan mutu pelayanan menjadi upaya yang seharusnya dilakukan secara berkelanjutan, antara lain dengan memperluas akses tidak saja terbatas pada koleksi cetak, tetapi juga menghubungkan pengguna kepada belantara informasi yang banyak tersedia di WEB/internet. Dalam hal ini perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke internet.Penyediaan layanan internet ini betujuan untuk memungkinkan pengguna dapat memperoleh informasi yang bersumber dari WEB. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan menyediakan bahan pustaka cetak yang merupakan kegiatan rutin pada perpustakaan tradisional.
Disamping penyediaan layanan internet dengan menyediakan komputer yang terhubung langsung ke internet, kini yang tengah menjadi trend dan banyak dilakukan oleh perpustakaan adalah dengan menyediakan hotspot area. Yang dimaksud dengan hotspot area disini adalah ruang atau area khusus yang disediakan untuk para pengguna perpustakaan, dimana para pengguna perpustakaan dengan membawa laptop sendiri mereka dapat mengakses internet. Pengguna dapat melakukan sendiri penelusuran, atau dengan memesan bahan yang mereka perlukan kepada pustakawan. Dalam hal ini pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam penelusuran menjadi sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi pustakawan dan pengguna.
Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses internet dapat bertindak sebagai:
• Pembimbing, terutama bagi pengguna yang baru.
• Konsultan, seperti layaknya fungsi pustakawan referens.
• Pengawas, untuk pengguna yang tidak produktif.
• Penelusur, berdasarkan pesanan pengguna.
• Ediseminator, untuk penyebarluasan informasi tentang bahan WEB.
• Organisator, untuk mengorganisasikan bahan-bahan WEB.
Pada era perpustakaan digital kini, memiliki sendiri sumber informasi dapat lebih mahal daripada menyediakan akses online. Dengan kata lain, pada tingkat tertentu memiliki sendiri sumber informasi bisa lebih mahal daripada menyediakan akses. Dalam hal ini mungkin kombinasi keduanya merupakan pilihan trbaik saat ini, dimana buku-buku lebih banyak dalam bentuk memiliki (cetak) dan jurnal lebih dominan dalam bentuk akses (elektronik).
2.5 Analisis dan Pendapat Penulis
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah.
Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku diperpustakaan sehingga perpustakaan dipandang sebagai tampat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan diatas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk pelengkap saja.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka anak akan semakin senang berada diperpustakaan. Kegemaran membaca dapat tumbuh subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar mengingat harga bahan pustaka yang biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya atau hanya merupakan tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja sehingga sering tugas diperpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas diperpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung keperpustakaan.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi diperpustakaan sekolah khususnya yang berada di daerah pedesaan masih kurang. Pemanfaatan TIK hanya sebagai fungsi otomasi sistem administrasi belum mencapai kepemanfaatan akses internet. Lain halnya didaerah perkotaan. Bukan jamannya lagi mencari-cari buku dari katalog kusam diperpustakaan. Peran teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan untuk memudahkan para pengguna perpustakaan agar bisa menemukan buku favoritnya. Dengan hanya mengetik judul buku atau nama pengarang pada layar komputer, informasi mengenai posisi serta keberadaan buku yang kita cari akan segera tersaji di layar komputer.
Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog online yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada.
Pengadaan melalui produksi atau penerbitan koleksi setempat (internal) kebanyakan dilakukan terhadap koleksikoleksi skripsi, tesis dan disertasi disamping karya-karya ilmiah pada dosen atau peneliti termasuk prosiding seminar, lokakarya, dan sejenisnya. Koleksi ini biasa disebut dengan gray literature yaitu koleksi yang tidak diterbitkan secara masal tetapi hanya diterbitkan dalam lingkup atau kalangan sendiri dengan jumlah dan skala edar yang terbatas. Teknologi yang digunakan adalah scanner, kemudian dimasukkan dalan CD-ROM. Selain ke dalam CD-ROM koleksi ini juga bisa disimpan dalam server dengan kapasitas besar diperpustakaan yang terhubung dengan homepage perpustakaan sebagai koleksi elektronik.
2.4.2 Pengorganisasian (pengolahan) Koleksi
Pengorganisasian (pengolahan) koleksi adalah semua kegiatan untuk mengelola/ mengolah bahan pustaka yang telah ada. Kegiatan pengorganisasian (pengolahan) koleksi yang memanfaatkan TIK misalnya dapat diakomodasi pada modul pengolahan yang merupakan bagian dari sistem otomasi perpustakaan terpadu (integrated library system) yang dibangun untuk menyatukan semua fungsi (pengadaan, pengolahan dan pelayanan) dimana semua modul dapat saling berinteraksi satu sama lain. Sebagai bagian dari suatu sistem otomasi, modul pengolahan dapat dikatakan sebagai dapur atau kokinya yang memberikan isi (content) perpustakaan. Perpustakaan terotomasi adalah suatu perpustakaan yang menggunakan sistem terotomasi untuk penanganan sebagian atau seluruh kegiatan rutinnya.
Pada modul pengolahan dilakukan kegiatan-kegiatan:
v Input terhadap koleksi yang baru diperoleh, baik melalui pembelian, tukar menukar produksi internal maupun hadiah atau hibah.
v Penambahan eksemplar atas judul-judul yang pernah ada.
v Penyuntingan atau koreksi-koreksi yang diperlukan terhadap sebuah rekor atau cantuman.
v Penghapusan atas rekor atau cantuman yang tidak diperlukan lagi seperti karena buku telah hilang, rusak atau oleh sebab lainnya.
Pengolahan juga melakukan kegiatan digitalisasi koleksi terutama terhadap koleksi-koleksi internal yang tidak diterbitkan secara masal dan jumlahnya sangat terbatas, seperti: hasil penelitian dosen, skripsi, tesis, disertasi makalah-makalah seminar baik sendiri-sendiri atau dalam bentuk prosiding koleksi-koleksi langka setempat, juga artikel-artikel atau koleksi-koleksi penting lainnya dari hasil unduhan (download) dari internet.
2.4.3 Penyediaan Akses Terhadap Sumber Daya Informasi (Pelayanan) Pemakai
Penyediaan akses terhadap sumber daya informasi (pelayanan) pemakai adalah bagian diperpustakaan yang berhadapan langsung dengan masyarakat pengguna untuk memberikan layanan informasi dan bahan pustaka yang mereke butuhkan menurut sistem atau aturan yang telah ditentukan.
Salah satu hal terpenting dalam pelayanan perpustakaan adalah menekan sekesil mungkin ketidaknyamanan pengguna dalam menggunakan koleksi perpustakaan. Peningkatan mutu pelayanan menjadi upaya yang seharusnya dilakukan secara berkelanjutan, antara lain dengan memperluas akses tidak saja terbatas pada koleksi cetak, tetapi juga menghubungkan pengguna kepada belantara informasi yang banyak tersedia di WEB/internet. Dalam hal ini perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke internet.Penyediaan layanan internet ini betujuan untuk memungkinkan pengguna dapat memperoleh informasi yang bersumber dari WEB. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan menyediakan bahan pustaka cetak yang merupakan kegiatan rutin pada perpustakaan tradisional.
Disamping penyediaan layanan internet dengan menyediakan komputer yang terhubung langsung ke internet, kini yang tengah menjadi trend dan banyak dilakukan oleh perpustakaan adalah dengan menyediakan hotspot area. Yang dimaksud dengan hotspot area disini adalah ruang atau area khusus yang disediakan untuk para pengguna perpustakaan, dimana para pengguna perpustakaan dengan membawa laptop sendiri mereka dapat mengakses internet. Pengguna dapat melakukan sendiri penelusuran, atau dengan memesan bahan yang mereka perlukan kepada pustakawan. Dalam hal ini pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam penelusuran menjadi sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi pustakawan dan pengguna.
Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses internet dapat bertindak sebagai:
• Pembimbing, terutama bagi pengguna yang baru.
• Konsultan, seperti layaknya fungsi pustakawan referens.
• Pengawas, untuk pengguna yang tidak produktif.
• Penelusur, berdasarkan pesanan pengguna.
• Ediseminator, untuk penyebarluasan informasi tentang bahan WEB.
• Organisator, untuk mengorganisasikan bahan-bahan WEB.
Pada era perpustakaan digital kini, memiliki sendiri sumber informasi dapat lebih mahal daripada menyediakan akses online. Dengan kata lain, pada tingkat tertentu memiliki sendiri sumber informasi bisa lebih mahal daripada menyediakan akses. Dalam hal ini mungkin kombinasi keduanya merupakan pilihan trbaik saat ini, dimana buku-buku lebih banyak dalam bentuk memiliki (cetak) dan jurnal lebih dominan dalam bentuk akses (elektronik).
2.5 Analisis dan Pendapat Penulis
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah.
Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku diperpustakaan sehingga perpustakaan dipandang sebagai tampat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan diatas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk pelengkap saja.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka anak akan semakin senang berada diperpustakaan. Kegemaran membaca dapat tumbuh subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar mengingat harga bahan pustaka yang biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya atau hanya merupakan tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja sehingga sering tugas diperpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas diperpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung keperpustakaan.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi diperpustakaan sekolah khususnya yang berada di daerah pedesaan masih kurang. Pemanfaatan TIK hanya sebagai fungsi otomasi sistem administrasi belum mencapai kepemanfaatan akses internet. Lain halnya didaerah perkotaan. Bukan jamannya lagi mencari-cari buku dari katalog kusam diperpustakaan. Peran teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan untuk memudahkan para pengguna perpustakaan agar bisa menemukan buku favoritnya. Dengan hanya mengetik judul buku atau nama pengarang pada layar komputer, informasi mengenai posisi serta keberadaan buku yang kita cari akan segera tersaji di layar komputer.
Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog online yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada.
BAB
III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di perpustakaan memang sudah merupakan
keharusan, agar perpustakaan tetap diminati dan tidak termarginalkan.
Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi secara positif, kreatif dan
konstruktif menjadikan kegiatan dan operasi perpustakaan berjalan lebih
sinerji, harapan masyarakat pengguna perpustakaan terpenuhi dan efektivitas
layanan perpustakaan dapat dicapai. Perpustakaan mempunyai peranan penting
apabila dikelola dengan baik sehingga memberikan dampak positif bagi kecerdasan
dan kehidupan bangsa. Diwujudkannya perpustakaan modern (digital) dan penerapan
otomasi perpustakaan dapat memberikan kesempatan kepada pengguna mengembangkan
pengetahuannya secara mandiri.
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran mandiri. Perbaikan manajemen merupakan strategi memperbaiki citra perpustakaan, sehingga perpustakaan menjadi sebuah pusat informasi yang modern dan profesional. Dengan menerapkan dan memanfaatkan TIK dalam otomasi perpustakaan, kita berharap sekolah dapat mewujudkan bentuk perpustakaan yang modern sehingga berman faat serta dapat ikut mencerdaskananak bangsa karena perpustakaan digunakan sebagai sarana memperoleh informasi untuk dasar mengembangkan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran mandiri. Perbaikan manajemen merupakan strategi memperbaiki citra perpustakaan, sehingga perpustakaan menjadi sebuah pusat informasi yang modern dan profesional. Dengan menerapkan dan memanfaatkan TIK dalam otomasi perpustakaan, kita berharap sekolah dapat mewujudkan bentuk perpustakaan yang modern sehingga berman faat serta dapat ikut mencerdaskananak bangsa karena perpustakaan digunakan sebagai sarana memperoleh informasi untuk dasar mengembangkan ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA